Ketonggeng, Predator Alami Pengendali Hama yang Aman bagi Manusia

JAKARTA – Ketonggeng atau ketungging (Uropygi sp.), arakhnida yang mirip kalajengking berekor cambuk, berperan penting sebagai predator alami hama seperti kecoa, rayap, dan jangkrik. Meski berpenampilan menyeramkan, hewan ini tidak berbisa dan tidak memiliki sengat, sehingga aman bagi manusia.

Ketonggeng dikenal mampu mengeluarkan cairan asam asetat beraroma cuka sebagai mekanisme pertahanan diri dari predator. Cairan ini dapat menyebabkan iritasi ringan pada kulit atau mata, tetapi tidak membahayakan. Hewan nokturnal ini lebih mengandalkan indera peraba karena penglihatannya yang buruk meski memiliki delapan mata.

Menurut National Geographic, ketonggeng termasuk ordo Thelyphonida dan hidup di daerah tropis serta subtropis, termasuk Indonesia, Amerika Serikat bagian selatan, dan Meksiko. Mereka biasanya bersembunyi di tempat lembap seperti di bawah batu, kayu lapuk, atau tanah.

Ketonggeng betina dapat menghasilkan 30–40 butir telur dan menjaga anaknya hingga satu bulan setelah menetas. Selama periode tersebut, induk tidak makan. Dalam rantai makanan, ketonggeng membantu mengendalikan populasi serangga hama dengan memangsa cacing, siput, serangga kecil, hingga laba-laba.

Ahli mengimbau masyarakat untuk tidak membunuh ketonggeng ketika menemukannya di sekitar rumah atau lahan, karena keberadaannya membantu menjaga keseimbangan ekosistem.

Posting Komentar

0 Komentar