Kangean – Ketua Gerakan Advokasi Rakyat dan Intelektual Sosial Kangean (GARIS-K), Agus Salim, menyuarakan kegelisahan mendalam atas sikap pemerintah dan perusahaan terkait rencana aktivitas seismik di perairan Kangean. Meski mayoritas masyarakat dengan tegas menolak, kini justru terlihat beberapa kapal besar sudah berada di sekitar perairan, memicu keresahan luas di tengah warga.
“Kami kecewa dan gelisah. Kapal-kapal besar sudah masuk, padahal masyarakat sudah jelas menolak. Ini artinya suara rakyat Kangean tidak didengar,” tegas Agus Salim, Senin (9/9/2025).
Menurutnya, laut Kangean adalah sumber utama penghidupan masyarakat, terutama nelayan. Aktivitas seismik dikhawatirkan akan merusak ekosistem laut, mengganggu hasil tangkapan, serta mengancam keberlangsungan hidup ribuan keluarga.
“Laut bukan sekadar tempat mencari ikan, tapi ruang hidup dan warisan untuk anak cucu kami. Kalau laut rusak, maka habis pula masa depan kami. Penolakan ini bukan tanpa alasan, melainkan bentuk tanggung jawab kami menjaga Kangean,” tambahnya.
Agus Salim menilai, pemerintah seharusnya menjadikan aspirasi masyarakat sebagai landasan utama sebelum mengambil keputusan. Kehadiran kapal besar di tengah gelombang penolakan dinilainya sebagai bentuk pengabaian terhadap suara rakyat.
“Kami menegaskan, GARIS-K bersama masyarakat akan terus berdiri di garis depan menolak seismik. Jangan sampai ada keputusan yang memaksa rakyat menerima ketidakadilan. Pemerintah harus membuka ruang dialog yang jujur dan berpihak pada kepentingan rakyat Kangean,” pungkas Agus Salim.
0 Komentar