SUMENEP – Tragedi meninggalnya pengemudi ojek online, Affan, yang terlindas kendaraan taktis Brimob pada 28 Agustus lalu, memicu gelombang ketidakpercayaan terhadap Polri hingga ke Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sumenep (AMS) menggelar aksi di depan Mapolres Sumenep. Dalam aksinya, mereka menuntut Kapolri agar mundur dari jabatannya.
AMS menyebut, peristiwa tersebut mencerminkan kemunduran lembaga negara, baik parlemen maupun aparat penegak hukum.
“Di bulan kemerdekaan, seharusnya kami merayakan kebebasan. Namun, yang terjadi justru rakyat kembali ditekan oleh negara.
Masyarakat sudah lelah dengan sandiwara aparat dan parlemen,” teriak salah satu orator.
Menurut AMS, kematian Affan bukan kecelakaan semata, melainkan bentuk represi negara terhadap warga sipil. Mereka bahkan menilai peristiwa itu sebagai pembunuhan terencana.
“Korban dilindas kendaraan Barakuda oleh aparat Polri. Itu bukan peristiwa kebetulan, melainkan tindakan sistematis,” tegas mereka.
Selain menuntut investigasi yang transparan, AMS juga mendesak Kapolri bertanggung jawab sepenuhnya dengan mundur dari jabatannya.
“Keadilan harus ditegakkan. Permintaan maaf tidak cukup,” tandas massa aksi.
0 Komentar