Dijadikan Souvenir KTT G20 di Bali, Keris Aeng Tong-tong Sumenep Mendunia

SUMENEP – Kerajinan keris asal Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, kembali mencuri perhatian dunia. Pasalnya, karya para empu dari desa ini terpilih sebagai souvenir resmi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali tahun 2022 lalu.

Desa Aeng Tong-tong memang dikenal sebagai Desa Wisata Keris, karena hampir seluruh warganya berprofesi sebagai pembuat keris. Kerajinan tradisional ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan utama masyarakat setempat, tetapi juga simbol pelestarian budaya yang diwariskan turun-temurun.

Keris yang dipilih sebagai buah tangan untuk para delegasi G20 bernama Keris Nogosari Ladrang Jogja (selut grajen Nogososro Kamarogan) 15 luk. Keris ini dibuat dari perak berlapis emas dengan proses pembuatan yang sangat rumit, mulai dari pemilihan besi, penempaan, pembentukan bilah, pengukiran, hingga pembuatan warangka atau sarung keris yang dilapisi perak bermotif floral bergaya Jogja.

Penetapan keris ini sebagai souvenir resmi bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2022, Sandiaga Salahudin Uno, ke Desa Aeng Tong-tong.

Ia terkesan dengan proses pembuatan keris yang penuh makna dan mencerminkan filosofi kehidupan: ditempa, dibentuk, diukir, dan akhirnya menjadi karya yang membanggakan bangsa. Karena keterbatasan waktu, hanya 20 keris yang dibuat khusus untuk masing-masing negara peserta KTT G20.

Keris buatan empu Aeng Tong-tong kini tak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga menjadi simbol warisan budaya Nusantara di mata dunia. Desa ini pun meraih berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya:

Apresiasi UNESCO sebagai desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia,
Juara 1 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 kategori Daya Tarik Pengunjung,
Serta Rekor MURI sebagai desa wisata dengan jumlah empu keris terbanyak.

Dengan deretan prestasi tersebut, Desa Aeng Tong-tong membuktikan bahwa warisan budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga sumber kebanggaan yang mampu mengangkat nama Indonesia di kancah internasional.

“Filosofi di balik pembuatan keris menggambarkan perjalanan hidup manusia — penuh tempaan, tapi menghasilkan karya luar biasa,” ujar Sandiaga Uno dalam kunjungannya waktu itu.

Kini, harapannya keris asal Aeng Tong-tong terus dikenal luas, tidak hanya karena keindahan dan kualitasnya, tetapi juga karena nilai luhur dan filosofi yang tersimpan dalam setiap bilahnya.

Posting Komentar

0 Komentar