Hujan Awal Musim Bikin Cemas Petambak Garam Sumenep

SUMENEP – Hujan yang mulai turun di beberapa wilayah Kabupaten Sumenep dalam beberapa hari terakhir membawa dampak beragam bagi warga. Di satu sisi, turunnya hujan menjadi penyegar setelah berbulan-bulan dilanda cuaca panas. Namun bagi petambak garam, kondisi ini justru menimbulkan kekhawatiran karena proses produksi mereka sangat bergantung pada sinar matahari.

Bagi banyak petambak, hujan menjadi tanda berakhirnya musim panen garam tahun ini. Hal itu diungkapkan oleh Agus (22), petani garam asal Desa Kalianget Timur yang kini mengelola tambak di Desa Pinggirpapas. “Kalau hujan mulai turun, pasti takut gagal panen,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Agus menambahkan, sebagian petambak memilih menutup sementara petak tambaknya dan beralih ke pekerjaan lain hingga cuaca kembali stabil. Namun, ada pula yang masih berharap hujan kali ini hanya bersifat sementara, belum menandakan musim penghujan benar-benar dimulai.

Sebagai salah satu sentra garam terbesar di Madura dan kontributor penting bagi pasokan garam nasional, Sumenep memiliki ribuan petambak yang menggantungkan hidup pada panen garam setiap musim kemarau.

Sayangnya, ketika hujan datang lebih cepat atau tidak menentu, proses penguapan dan kristalisasi garam menjadi terganggu.

Kini, nasib para petambak garam di Sumenep sepenuhnya bergantung pada cuaca. Setiap tetes hujan bukan hanya membawa kesejukan, tetapi juga kekhawatiran akan lenyapnya hasil kerja berbulan-bulan dalam sekejap.

Posting Komentar

0 Komentar